Puisi ngasal

Sayangnya setiap perpisahan tak akan kau jumpai tangisku,
Tak jua di tempat penuh kamboja sore itu
"Dia telah tiada" katamu samar, matamu nanar.
Kutahu apa arti dia bagimu, tapi sungguh arti dia berbeda bagiku.
Masih disitu, aku masih di sampingmu menatap bongkahan tanah lembab bertaburan kembang tujuh rupa,
Matamu masih di sana, menatap gundukan tanah, dengan wajah penuh sesal.
Tak maukah kau mengalihkan pandangan . Menatap sebelahmu sebentar,
Menatap aku
Aku yg sudah berjuang agar bersama denganmu
Dan juga dengan obat dosis tinggi yg kuberi pada gadis itu
Sudah, berdirilah. Hilangkan nanar matamu, tampilkan cerah senyummu.
 Ya memang semua ini berat
Bagimu gadis itu segalanya
bagiku dia hanyalah pengganggu


Puisi asal2an
Kereta kaligung, 2 September 2018


0 comments:

Powered by Blogger.