Restu

Cokelat mu tak semanis dulu
Es krim mu tak selumer dulu
Aneh,
Papila lidah yang riskan
Tak peka dengan rasa dan ciuman
Matilah rasa itu?
Dalam kegelapan semu, kamu berdiri
Tak bergeming,
Melepas balutan rindu
Dari kedua mukosa yang menyatu
Menatap nanar dengan balutan wajah sendu

Menatapku
Dengan suara lirih, bisikanmu terdengar
"Jikalau tak ada Restu sanggupkah kita bersatu?"
Di sudut kegelapan semu
Aku tertunduk
Terguncang bahuku
Mengalir sungai deras di ujung mukosa inderaku

Lalu kamu hanya terpaku, menatapku
Tanpa memberi selembar tisu

Semarang, 27 Maret 2016
10:31

0 comments:

Powered by Blogger.