dia hanya memandang hujan di luar kafe yang dia kunjungi dari balik kaca jendela.
"hujan-hujanan?" tentu saja ngga. dia udah ngga kecil lagi, dan lingkungan di sekitar rumahnya dulu sudah padat, tak se sepi dulu. tapi hujan selalu membawa kenangan, ia ingat dulu, di seprang kafe ini lapangan, ya, dia biasa hujan-hujannan di sana, saling melempar tanah dengan teman temannya. memori yang sangat mengesankan dan susah terlupakan, saat dimana dia mendapatkan cinta pertamanya.
dan yang ia dapatkan ke
umurnya 11 tahun saat itu, mereka bermain melempar tanah, layaknya perang-perangan. lalu karena kecelakaan kecil, tanah masuk ke matanya, dan dia pun kelilipan. temannya secara tak sengaja tahu, lalu meniup matanya, dan dia pertama kalinya menatap wajah seorang cowok dari dekat. Sam, nama temannya itu, sekaligus cinta pertamanya.
hal itu tak berlangsung lama, karena saat SMP dia pindah ke luar kota, kenangan-kenangan dan cinta nya akan sam lama kelamaan terlupakan. mereka mulai sibuk dengan dunia nya masing-masing. 3 orang cowok sudah mengganti sam di hatinya. ya, namanya juga cinta monyet. hal yang indah namun tak terlalu mengesankan.
dia masih memandang ke jendela ketika seseorang menghampiri mejanya lalu kemudian meminta izin untuk duduk di depannya. diakmelihat sekeliling. walaupun hujan, kafe ini t ak pernah kosong. dia lalu mempersilahkan orang tersebut untuk duduk
0 comments:
Post a Comment